Kamis, 25 Februari 2010

Rasullulah

Kau terlahir diantara ribuan harapan dan kecemasan

Diantara Manusia yang meniti takdir kegelapan jahiliyah

Dan Diantara oase kemanusiaan yang mengering

Serta diantara kesombongan dan ketamakan

Penduduk negri latta dan uzza

Pasukan brgajah mengabarkan kedatanganmu

Lewat debu-debu yang bershalawat

Dan ababil yang bertasbih

Jelas sudah rona merah cinta itu meliputi alam

Ketika kau bersimbah dalam dekapan darah aminah

Dan ratapan kepergian abdullah

Tangisanmu membuat manusia tersenyum

Wahai Al-amin kau berjalan dengan kejujuran

Kerendahan hatimu membuat khadizah tersenyum

Keadilanmu membuat para pemuka quraisy berdamai

Kau seumpama merjan dalam cahaya temaram jahiliyah

Wahai Al-amin tahukah kau?

diam-diam langit menyimpan rahasianya untukmu, wahai kekasih Allah

hatimu gelisah menyaksikan kejahiliahan yang bertambah-tambah

penduduk negri yang menguburkan putri-putrinya hidup-hidup

para pemakan bangkai yang berjalan seraya menenggak kebodohan

berhala-berhala yang diam membisu menambah kesesatan yang nyata

dan untaian bendera-bendera wanita pencari lelaki, siap dizinahi

di kesenyapan gulita malm,

di sempitnya gua hira,

kau merenungi kehidupan manusia yang begitu menghimpit jiwamu

tiba-tiba dirimu tersentak oleh kehadiran sesosok makhluk

“bacalah” bacalah wahai muhamad dengan kebesaran rabb mu

“Bacalah” wahai muhamad dengan nama Tuhanmu

Itulah wahyu pertama yang Allah turunkan padamu

Sebagai jawaban kegelisahan hatimu terhadap masyarakat yang semakin jahil

Juga sebagai awal dari perjuanganmu

Perjuangan yang harus kau bayar dengan darah dan air mata

Dengan kelaparan dan luka yang menganga

Kupanggil kau kini dengan sebutan Rasulullah saw, wahai Al-amin!

Wahai manusia yang tak pernah kenyang

Wahai manusia penuh kasih sayang

Kau biarkan penduduk thaif melemparimu dengan batu

Darah menyambut teriakanmu menyeru kebaikan

Wahai kekasih Allah tahukah betapa dirimu kurindukan

Seperti kupu-kupu merindukan harum bunga

Seprti mentari merindukan senja

dan seperti air yang merindukan lautan

Ulurkan tengan mu wahai rasul,

baiatlah aku seperti kau membaiat para mujahid badar

Biarkan aku larut dalam denting pedang yang beradu

Dan cipratan darah dari kepala yang terpenggal

Biarkan aku menjemput syahadah bersama teriakan takbir

Islam yang kau bela kini telah sempurna

“telah Ku sempurnakan untukmu agamamu....”

Begitulah wahyu terakhir yang kau emban

Dalam haji wada yang penuh kemenangan dan kenagan

Senja turun menjuntai, menyisakan kegelapan hari

Desiran angin dan

Debu-debu yang beterbangan

Seluruh alam terdiam

Tertunduk haru dalam cemas umar bin kahatab

“wahai aisyah ambilah dinar yang tersisa dari hartaku dan bagikanlah ia hingga taktersisa Kepada kaum fakir yang membutuhkan”

Izrail datang malu-malu, mengucapkan salam kepada nabi shallalahu alihi wasalam

Tak ada yang tugas yang paling berat baginya selain mencabut nyawa sang kekasih

“Lakukanlah wahai izrail, biarkan kematian mempertemukan aku dengan-Nya”

Mungkin itu makna tatapanmu,

Ummati...., ummati....!

Kutahu kau begitu mencemaskan umatmu

Ummati..., ummati...!

Kutahu kau begitu mencintai ummatmu

Meski kami banyak berkhianat padamu

Meski kami banyak mengabaikan sunnahmu

Wahai rasul kami rindu,

Meski kami tak pernah menatap wajahmu

Meski angin takpernah mengabarkan kemuliaan mu

Kami cinta

meski dirimu telah pergi

hanya syafaat yang ku harap menanti

mungkin kau kecewa

kami terperdaya oleh dunia

hingga kami seperti buih di lautan

atau seperti seonggok daging yang siap dimangsa anjing-anjing yang lapar

kebanyakan dari kami begitu cinta dunia

dan takut akan kematian,

sehingga tak ada pedang yang berdenting dan darah yang terciprat dari kepala yang terpenggal untuk membela Din ini

kami biarkan islam dihina dan terhina

wanita-wanita dilecehkan

anak-anak ditembaki

mesjid mesji di hanguskan

pemuda-pemuda kami asyik bermaksiat

wanita-wanita kami tak malu membuka auratnya

para orangtua kami melalaikan shalat

para ibu kami menangisi takdir kehidupan yang menyakitkan

“Allah Ampuni kami,

biarkan muhamad terus hidup dalam hati para mujahid,

biarkan semangatnya membnjiri ruang-ruang perjuangan ini

biarkan ia hidup dan menjelma menjadi pemimpi-pemimpin kami,

biarkan ia hidup menjelma menjadi orang tua-orang tua kami,

biarkan ia hidup menjelma menjadi pemuda-pemuda kami

ya rabb berilah kami kemenangan atas kejaliman kaum yang jalim”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar