Ketika malam rindui embun
Dibawah naungan kalla
Berteman se-rasi bintang
Dalam gugusan yang semakin terpendar
Kadang, tangis itu tersimpan senyum
Dan kadang, senyum itu tersimpan tangis
Lalu, biarlah tangis menjadi saksi indahnya senyum
Dan senyum menjadi saksi kepiluan tangis
Rembulan mencoba menggoda dengan sinarnya,
Hingga bias sinar mentari.
Meski ia tak pernah tahu
Di senja mana akan bersua
Mungkin, kalla sedang berdiskusi di ujung nafas
Membuat aku, kamu, menjadi satu
Lalu,
Rembulan, hujan dan mentari tiba-tiba timbul
Dengan satu asa menuju rindu
Berbisik tanpa mengusik
Mengusik tanpa menyelidik
Biarkan hati kita menuju kandungan yang satu
Tanpa sekat, tanpa tercekat
Hingga ke tempat terindah
Bernama surga
Jangan jadikan pekat menjadi penat,
Penat menjadi karat. Biarkan kita selalu terikat
(Karya Ifat Fatmawati)
Puisi Ifat yang lain :
_danke_
Ghasilul Malaikat
AYAH
SENANDUNG CINTA DALAM PARIT
TITIK
wiiiyh jadi puitis kuari mah... hhhhe
BalasHapusI like it sir.